STRATEGI
BELAJAR MENGAJAR
MAKALAH
Di
susun untuk memenuhi salah satu tugas
mata
kuliah Strategi Belajar Mengajar
Disusun Oleh:
Nama : Irwansyah
NIM : 15.01.0005
Dosen : Satriah, M.Pd
JURUSAN TARBIAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
(STAI) SANGATTA
(STAI) SANGATTA
2016
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah
SWT yang telah memberikan Rahmat dan
Hidayah-Nya kepada kita semua. Salam sejahtera
semoga tetap senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menuntukan kita
menuju jalan kebenaran.
Alhamdulillah,
kami telah menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Strategi Belajar Mengajar” yang disusun untuk memenuhi tugas bidang
studi “Strategi Belajar Mengajar” tahun akademik 2016.
Saya ucapkan
terimakasih kepada teman-teman yang sudah membantu dalam menyelesaikan makalah
ini. Makalah ini tidak lepas dari segala kekurangan, karena mengingat
pengalaman dan pengetahuan kami yang sangat terbatas, oleh karena itu kami
tidak menutupi diri dari segala saran dan kritik dari pembaca untuk menyempurnakan
makalah ini.
Semoga makalah ini
dapat berguna kepada para pembaca sekalian
dan terlebih khusus kepada diri kami sendiri.
Sangatta, 9 Oktober 2016
KELOMPOK 2
PENYUSUN
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................... 1
DAFTAR ISI ......................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 3
A.
Latar Belakang ............................................................................... 3
B.
Rumusan Masalah
................................................................. ....... 4
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 5
A.
Pengertian Strategi Belajar Mengajar ............................................. 5
B.
Macam-macam
strategi Belajar Mengajar ...................................... 9
C.
Tujuan Strategi
Belajar Mengajar ................................................ 15
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 10
A.
Kesimpulan ................................................................................... 18
DAFTAR
PUSTAKA ....................................................................................... 19
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Strategi pembelajaran merupakan suatu rencana kegiatan yang
didalamnya menggunakan metode dan
pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam suatu pembelajaran. Strategi pembelajaran disusun
untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Strategi pembelajaran didalamnya mencakup pendekatan, model, metode
dan teknik pembelajaran secara spesifik. Pengembangan perangkat pembelajaran
merupakan serangkaian proses atau kegiatan yang di lakukan untuk menghasilkan perangkat pembelajaran berdasarkan teori pengembangan yang telah
ada. Langkah yang harus ditempuh dalam menetapkan strategi pembelajaran
adalah berkaitan dengan cara pendekatan belajar mengajar yang dianggap paling
tepat dan efektif untuk
mencapai sasaran.
Bagaimana cara guru memandang sesuatu persoalan, konsep,
pengertian, dan teori apa yang akan digunakan dalam memecahkan sesuatu kasus,
akan sangat memengaruhi hasilnya. Lalu bagaimanakah pentingnya pengembangan
strategi pembelajaran dalam mempengaruhi perkembangan
potensi siswa.
Berbagai macam metode yang diatur dalam
strategi pembelajaran yang bertujuan untuk memberi pengetahuan yang jelas dan pasti
tentang sutau pembelajaran, sehingga menetukan aspek-aspek apa saja yang harus
ditentukan sebelum memulai pembelajaran harus sudah dipersiapkan dengan matang,
supaya proses pembelajranberjlan dengan lancar dan dapat mencapai tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan.
B.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat ditarik
rumusan masalah anatar lain:
1. Apa pengertian
dari startegi belajar mengajar ?
2. Apa macam - macam
Startegi belajar mengajar ?
3. Apa tujuan dan manfaat strategi belajar mengajar ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Strategi Belajar Mengajar
Menurut Gropper strategi belajar mengajar
terdiri atas semua komponen materi pengajaran dan prosedur yang akan digunakan
untuk membantu siswa mencapai tujuan pengajaran tertentu dengan kata lain
strategi belajar mengajar juga merupakan pemilihan jenis latihan tertentu yang
cocok dengan tujuan yang akan dicapai.
Menurut
Dick and Carey Strategi belajar mengajar adalah Strategi belajar yang
tidak hanya terbatas pada prosedur kegiatan melainkan juga termasuk didalamnya
materi atau paket pengajarannya. Menurut Fadilah strategi belajar mengajar adalah
salah satu komponen dalam sistem pembelajaran.
Komponen itu adalah tujuan materi, strategi dan evaluasi.[1] Pengertian strategi belajar mengajar menurut
para ahli lain sebagai berikut : Suparman berpendapat strategi belajar mengajar
adalah merupakan perpaduan dari urutan kegiatan, cara mengorganisasikan materi
pelajaran peserta didik, peralatan dan bahan dan waktu yang digunakan dalam
proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
Menurut
Gerlach dan Ely Strategi belajar mengajar adalah merupakan cara-cara yang
dipilih untuk menyampaikan metode pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran
tertentu. Sedangkan Kemp mengemukakan bahwa stategi belajar mengajar adalah
suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. J.R David Strategi
belajar mengajar adalah perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang
didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Secara umum strategi mempunyai penertian suatu
garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang
telah ditentukan. Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi bisa
diartikan sebagai pola-pola umum
kegiatan guru anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk
mencapai tujuan yang telah digariskan.
Menurut Drs. Syaiful Bahri Djamarah dan Drs. Aswan Zain
strategi belajar mengajar adalah pola –pola umum kegiatan guru anak didik dalam
perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujan yang telah digariskan.
Dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapi tujuan yang telah
digariskan ada empat strategi dasar dalam belajar mengajar yaitu:
1.
Mengidentifikasi
serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan
kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan.
2.
Memilih sistem
pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup
masyarakat.
3.
Memilih dan
menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling
tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam menunaikan
kegiatan mengajarnya.
4. Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan
atau kriteria serta standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh
guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar yang selanjutnya
akan dijadikan umpan balik buat penyempumaan sistem instruksional yang
bersangkutan secara keseluruhan.
Dari uraian di atas tergambar bahwa ada empat masalah pokok yang sangat
penting yang dapat dan harus dijadikan pedoman buat pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar agar berhasil sesuai dengan yang diharapkan.
Pertama, spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku yang bagaimana
diinginkan sebagai hasil belajar mengajar yang dilakukan itu. Di
sini terlihat apa yang dijadikan sebagai sasaran dari kegiatan belajar
mengajar. Sasaran yang dituju harus jelas dan
terarah.
Oleh
karena itu, tujuan pengajaran yang
dirumuskan harus jelas dan konkret, sehingga mudah dipahami oleh anak didik.
Bila tidak, maka kegiatan belajar mengajar tidak punya arah dan tujuan yang
pasti. Akibat selanjutnya perubahan yang diharapkan terjadi pada anak didik pun
sukar diketahui, karena penyimpangan-penyimpangan dari kegiatan belajar
mengajar. Karena itu, rumusan tujuan yang operasional dalam belajar mengajar
mutlak dilakukan oleh guru sebelum melakukan tugasnya di sekolah.
Kedua, memilih cara pendekatan belajar mengajar yang dianggap paling tepat
dan efektif untuk mencapai sasaran. Bagaimana cara guru memandang suatu
persoalan, konsep, pengertian dan teori apa yang guru gunakan dalam memecahkan
suatu kasus, akan mempengaruhi hasilnya.
Satu
masalah yang dipelajari oleh dua orang dengan pendekatan yang berbeda, akan
menghasilkan kesimpulan-kesimpulan yang tidak sama. Norma-norma sosial seperti
baik, benar, adil, dan sebagainya akan melahirkan kesimpulan yang berbeda dan
bahkan mungkin bertentangan bila dalam cara pendekatannya menggunakan berbagai
disiplin ilmu. Pengertian konsep dan teori ekonomi tentang baik, benar atau
adil, tidak sama dengan baik, benar atau adil menurut pengertian konsep dan
teori antropologi.
Kemudian tidak sama apa yang dikatakan baik, benar atau adiI kalau
seseorang guru menggunakan pendekatan agama, karena pengertian konsep dan teori
agama mengenai baik, benar atau adil itu jelas berbeda dengan konsep ekonomi
maupun antropologi.
Begitu
juga halnya dengan cara pendekatan yang digunakan terhadap kegiatan belajar
mengajar. Belajar menurut Teori Asosiasi, tidak sama dengan pengertian belajar
menurut Teori Problem Solving. Suatu topik tertentu dipelajari atau dibahas
dengan cara menghapal, akan berbeda hasilnya kalau dipelajari atau dibahas
dengan teknik diskusi atau seminar. Juga akan lain hasilnya andaikata topik
yang sama dibahas dengan menggunakan kombinasiberbagai teori.
Ketiga, memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar
mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif. Metode atau teknik penyajian
untuk memotivikasi anak didik agar mampu menerapkan pengetahuan dan
pengalamannya untuk memecahkan masalah, berbeda dengan cara atau metode supaya
anak didik terdorong dan mampu berpikir bebas dan cukup keberanian untuk
mengemukakan pendapatnya sendiri. Perlu dipahami bahwa suatu metode mungkin
hanya cocok dipakai untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Jadi
dengan sasaran yang berbeda, guru hendaknya jangan
menggunakan teknik penyajian yang sama. Bila beberapa tujuan ingin diperoleh,
maka guru dituntut untuk memiliki kemampuan tentang penggunaan berbagai metode
atau mengombinasikan beberapa metode yangrelevan. Cara penyajian yang satu
mungkin lebih menekankan kepada peranan anak didik, sementara teknik penyajian
yang lain lebih terfokus kepada peranan guru atau alat-alat pengajaran seperti
buku, atau mesin komputer misalnya.
Ada
pula metode yang lebih berhasil bila dipakai buat anak didik dalamjumlah yang
terbatas, atau cocok untuk mempelajari materi tertentu. Demikian juga bila
kegiatan belajar mengajar berlangsung di dalam kelas, di perpustakaan, di
laboratorium, di mesjid, atau di kebun, tentu metode yang diperlukan agar
tujuan tercapai. Untuk masing-masing tempat seperti itu tidak sama. Tujuan
instruksional yang ingin dicapai tidak selalu tunggal, bisa jadi terdiri dari
beberapa tujuan atau sasaran. Untuk itu guru membutuhkan variasi dalam
penggunaan teknik penyajian supaya kegiatan belajar mengajar yang berlangsung
tidak membosankan.
Keempat, menerapkan norma-norma atau kriteria keberhasilan sehingga guru
mempunyai pegangan yang dapat dijadikan ukuran untuk menilai sampai sejauh mana
keberhasilan tugas-tugas yang telah dilakukannya. Suatu program baru bisa
diketahui keberhasilannya, setelah dilakukan evaluasi. Sistem penilaian dalam
kegiatan belajar mengajarmerupakan salah satu strategi yang tidak bisa
dipisahkan dengan strategi dasar yang lain.
Apa yang harus
dinilai, dan bagaimana penilaian itu harus dilakukan termasuk kemampuan yang
harus dimiliki oleh guru. Seorang anak didik dapat
dikategorikan sebagai anak didik yang berhasil, bisa dilihat dari berbagai
segi. Bisa dilihat dari segi kerajinannya mengikuti tatap muka dengan guru,
perilaku sehari-hari di sekolah, hasil ulangan, hubungan sosial, kepemimpinan,
prestasi olahraga, keterampilan, dan sebagainya. Atau dapat pula dilihat dari
gabungan berbagai aspek.[2]
B.
Macam-macam Strategi Belajar Mengajar
Strategi pembelajaran merupakan strategi atau teknik yang harus
dimiliki oleh para pendidik maupun calon pendidik. Hal tersebut sangat
dibutuhkan dan sangat menentukan kualifikasi atau layak tidaknya menjadi seorang pendidik, karena proses pembelajaran itu memerlukan
seni, keahlian dan ilmu guna menyampaikan materi kepada siswa sesuai tujuan,
efesien, dan efektif.
Berikut macam – macam strategi pembelajaran:
1.
Strategi
Ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses
penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa
dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi
pelajaran secara optimal.
Strategi
pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan
pembelajran yang berorientasi kepada guru, dikatakan demikian sebab dalam
strategi ini guru memegang peranan yang sangat penting atau dominan.
Dalam sistem
ini guru menyajikan dalam bentuk yang telah dipersiapkan
secara rapi, sistematik, dan lengkap sehingga anak didik tinggal menyimak dan mencernanya saja secara tertib dan teratur. Metode pembelajaran yang tepat menggambarkan strategi ini,
diantaranya :
a.
Metode Ceramah
Metode Ceramah adalah
penerangan secara lisan atas bahan pembelajaran kepada sekelompok pendengar
untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam jumlah yang relatif besar.
Jadi ini sesuai dengan pengertian dan maksud dari Strategi Ekspositori tersebut.
b.
Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah cara
penyajian bahan pelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada siswa
suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan dengan lisan. Jadi guru memperagakan apa
yang sedang dipelajari kepada siswanya.
c.
Metode Sosiodrama
Sosiodrama pada dasarnya mendramatisasi tingkah laku dalam
hubungannya dengan masalah sosial. Jadi dalam pembelajaran guru memberikan penjelasan dengan
mendramatisasikan tingkah laku untuk memberikan contoh kepada siswa.
2.
Strategi
Inquiry
Strategi Pembelajaran Inquiry (SPI) adalah
rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir secara
kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawabannya dari suatu
masalah yang ditanyakan. Ada beberapa hal yang menjadi utama strategi
pembelajaran inquiry:
a.
Menekankan
kepada aktifitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya
strategi inquiry menempatkan siswa sebagai objek belajar.
b.
Proses
pembelajaran berangkat dari rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu.
c.
Jika guru akan
mengajar pada sekelompok siswa rata-rata memiliki kemauan dan kemampuan
berpikir, strategi ini akan kurang berhasil diterapkan kepada siswa yang kurang
memiliki kemampuan untuk berpikir.
d.
Jika guru
memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan pendekatan yang berpusat pada siswa
SPI merupakan strategi yang menekankan kepada pembangunan intelektual anak.
Strategi ini menggunakan beberapa metode yang
relevan, diantaranya :
a.
Metode Diskusi
Metode diskuai adalah suatu cara mengelola
pembelajaran dengan penyajian materi melalui pemecahan masalah, atau analisis
sistem produk teknologi yang pemecahannya sangat terbuka. Disini siswa
melakukan diskusi tentang suatu masalah yang diberikan oleh guru, sehingga
siswa menjadi aktif.
b.
Metode Pemberian Tugas
Metode pemberian tugas Adalah cara mengajar
atau penyajian materi melalui penugasan siswa untuk melakukan suatu pekerjaan. Disini
guru memberikan suatu tugas kepada siswa untuk diselesaikan oleh siswa,
sehingga siswa menjadi aktif.
c.
Metode Eksperimen
Metode eksperimena adalah suatu cara
pengelolaan pembelajaran di mana siswa melakukan aktivitas percobaan dengan
mengalami dan membuktikan sendiri suatu yang dipelajarinya. Jadi metode ini
dalam strategi pembelajaran merangsang siswa untuk melakukan suatu aktivitas
aktif yang berdasarkan pengalaman yang ia alami.
d.
Metode
Interaksi
Metode interaksi adalah cara penyajian pelajaran
dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa,
tetapi dapat pula dari siswa kepada guru. Disini guru memberikan waktu untuk
siswa bertanya kepada gurunya tentang materi pembelajaran.
3.
Strategi Pembelajaran Inkuiri Sosial
Strategi Pembelajaran Inkuiri Sosial merupakan
suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh
kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis,
analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh
percaya diri. Strategi ini menggunakan beberapa metode pembelajaran yang
relevan, diantaranya :
a.
Metode Eksperimen
Metode eksperimen yaitu siswa melakukan
percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.
Siswa dituntut untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran atau mencoba mencari
suatu hukum atau dalil dan menarik kesimpulan atau proses yang dialaminya itu.
b.
Metode tugas
atau resitasi
Metode tugas atau resitasi adalah metode
penyajian bahan pelajaran dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa
melakukan kegiatan belajar. Siswa diberi tugas guna menggali kemampuan dan pemahaman siswa akan
tugas yang diberikan.
c.
Metode Latihan
Metode latihan Merupakan suatu
cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Siswa
diajarkan untuk melatih kemampuan yang dia miliki dan lebih mengasah kemampuan yang dimiliki tersebut.
d.
Metode Karya Wisata
Metode karya wisata adalah teknik mengajar
yang dilaksanakan dengan mengajar siswa kesuatu tempat atau objekt ertentu
diluar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu. Siswa
diajak untuk mendapatkan pembelajaran dari tempat atau objek yang dikunjungi.
4.
Contextual Teaching Learning
Contextual teaching and learning (CTL) adalah konsep belajar yang
membantu guru mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata
siswa, dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya
dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Metode pembelajaran yang tepat menggambarkan strategi ini, diantaranya :
a.
Metode Demonstrasi
Metode Demontrasi guru memperagakan materi apa
sedang dipelajari kepada siswa dengan menyangkutkan kegiatan sehari-hari,
sehingga siswa lebih memahami.
b.
Metode Sosiodrama
Metode sosiodrama adalah pembelajaran guru
memberikan penjelasan dengan mendramatisasikan tingkah laku yang berhubungan
dengan masalah sosial disekitar siswa untuk memberikan contoh kepada siswa,
sehingga siswa lebih paham.
5.
Strategi
Pembelajaran Berbasis Masalah
Pembelajaran berbasis masalah dapat diartikan
sebagai rangkaian aktivitaspembelajaran yang menekankan kepada proses
penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah.Metode pembelajaran yang tepat
menggambarkan strategi ini, diantaranya :
a.
Metode Problem
Solving
Metode problem solving bukan hanya sekedar
metode mengajar, tetapi juga merupakan suatu metode berfikir sebab dalam metode
problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya yang dimulai dari
mencari data sampai kepada menarik kesimpulan.
b.
Metode Diskusi
Disini siswa dituntut untuk dapat menemukan
pemecahan masalah dari masalah yang dihadapi dengan cara berdiskusi.
6.
Strategi
Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir
Merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada kemampuan berpikir
siswa. Dalam pembelajaran ini materi pelajaran tidak disajikan begitu saja
kepada siswa, akan tetapi siswa dibimbing untuk proses menemukan sendiri konsep
yang harus dikuasai melalui proses dialogis yang terus menerus dengan
memanfaatkan pengalaman siswa. Model strategi pembelajaran peningkatan
kemampuan berpikir adalah model pembelajaran yang bertumpu kepada pengembangan
kemampuan berpikir siswa melalui telaahan fakta-fakta atau pengalaman anak
sebagai bahan untuk memecahkan masalah yang diajarkan. Strategi ini menggunakan
beberapa metode pembelajaran yang relevan, diantaranya :
a.
Metode diskusi
Disini siswa dituntut untuk dapat menemukan pemecahan masalah dari masalah
yang dihadapi dengan cara berdiskusi.
b.
Metode tanya
jawab
Adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab,
terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru. Disini
guru memberikan waktu untuk siswa bertanya kepada gurunya tentang materi
pembelajaran.
c.
Metode
eksperimen
Metode ini dalam strategi pembelajaran merangsang siswa untuk melakukan
suatu aktivitas aktif yang berdasarkan pengalaman yang ia alami.
7.
Strategi
Pembelajaran Kooperatif/ Kelompok
Adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam
kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan. Strategi pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan
menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam
orang. Setiap kelompok akan memperoleh penghargaan, jika kelompok tersebut
menunjukkan prestasi yang dipersyaratkan. Strategi ini menggunakan beberapa
metode pembelajaran yang relevan, diantaranya :
a.
Metode Diskusi
Disini siswa dituntut untuk dapat menemukan
pemecahan masalah dari masalah yang dihadapi dengan cara berdiskusi.
b.
Metode Karya Wisata
Siswa membentuk suatu kelompok guna untuk
mendapatkan pembelajaran dari tempat atau objek yang dikunjungi.
c.
Metode Eksperimen
Dengan berkelompok siswa melakukan eksperimen
atau percobaan tentang suatu hal guna melatih kemampuan dan pemahaman mereka.
d.
Metode Tugas
atau Resitasi
Siswa disuruh membuat suatu kelompok belajar,
kemudian mereka diberi tugas guna menggali kemampuan, kekompakan, dan pemahaman
siswa akan tugas yang diberikan.[3]
C.
Tujuan dan Fungsi Strategi belajar mengajar
Sebagaimana yang telah dikemukakan oleh para
ahli bahwa pengertian pembelajaran secara garis besarnya adalah suatu proses
belajar mengajar antar guru dan anak didik atau pun ada sangkut pautnya dengan
manusia. Dalam proses belajar mengajar, strategi belajar mengajar sangat
dibutuhkan. Hal ini bertujuan untuk lebih mengikatkan kualitas anak didik
menuju terbinanya insan yang handal dan mampu. Tentunya untuk tujuan ini maka
strategi pembelajaran termasuk dalam mengidentifikasi segala bentuk dalam
pelaksanaan proses belajar mengajar.
Muhaimin, mengemukakan bahwa strategi pembelajaran tersebut sangat
bermanfaat pada setiap tahapan dan proses belajara mengajar, baik pada tahap
kesiapan (Readiness), pemberian motovasi, perhatian, memberikan persepsi, retensi maupun dalam melakukan transfer ilmu pengetahuan kepada
siswa. Dapat di jelaskan bahwa strategi yang
dibutuhkan dalam persiapan proses belajar mengajar yang harus diperhatikan
adalah kesiapan belajar siswa baik fisik maupun psikis (Jasmani-Rohani) yang
memungkinkan siswa atau subjek untuk melakukan proses belajar. Selanjutnya,
pada aspek pemberian motivasi, strategi sangat memberikan pengaruh pada siswa.
Strategi motivasi ini mengharuskan adanya
tenaga pendorong (motivasi) atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku
kearah suatu tujuan tertentu dalam hal ini adalah pada pencapaian tujuan proses
belajar mengajar.
Atas dasar ini maka perhatian atau dapat dikatakan kesungguhan dan
keseriusan siswa dalam proses belajar mengajar menjadi
sangat urgen (Penting). Pada prinsip ini menyangkut suatu proses yang bersifat
kompleks yang menyebabkan orang dapat menerima atau meringkas informasi yang
diperoleh dari lingkungannya.
Tujuan Strategi belajar mengajar antara lain:
1.
Meningkatkan kualitas
belajar. Karena jika murid atau siswa mudah memahami setiap ilmu yang
disampaikan, ia pun secara otomatis akan menjadi pintar.
2. Memudahkan siswa dalam menerima ilmu. Merupakan salah satu tujuan penting dalam penerapan strategi belajar mengajar
3. Meningkatkan kualitas guru. Dengan adanya penerapan strategi ini
tentunya membuat guru lebih berpikir lagi soal strategi yang lebih bagus untuk
belajar siswanya. Makanya, dengan pencarian ini guru akan memiliki banyak
referensi yang kemudian akan membuat sang guru menjadi lebih berkualitas.
Untuk menjelaskan tentang fungsi strategi pendidikan alangkah
pentingnya untuk menjelaskan terlebih dahulu tentang fungsi pendidikan Nasional
sebagai tujuan nasional dari suatu pendidikan di Indonesia. Perlunya hal ini
mengingat bahwa seluruh proses pendidikan yang di selenggarakan bermuara pada
fungsi pendidikan nasional itu sendiri.
Fungsi strategi pandidikan dalam arti mikro
(sempit) adalah suatu cara atau teknik yang dapat membantu (secara sadar)
pelaksanaan pendidikan dalam mengembangkan aspek jasmani dan rohani peserta
didik. Berkenaan dengan pencapaian tujuan pembelajaran, strategi pendidikan merupakan
salah satu aspek yang perlu dipertimbangkan termasuk dalam merencanakan
pembelajaran hingga pada pelaksaan pembelajaran. Sebab segala kegiatan
pembelajar muaranya pada tercapainya tujuan tersebut.[4]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Strategi pembelajaran adalah kegiatan
guru dalam proses pembelajaran yang dapat memberikan kemudahan kepada siswa
agar dapat mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Strategi belajar mengajar merupakan proses belajar mengajar agar
tercapainya tujuan pengajaran yang efektif, efisien dan ekonomis serta dapat
meningkatkan keterlibatan siswa baik secara intelektuan maupun fisik.
Dalam proses pembelajaran guru harus banyak memiliki strategis dan
pembaharuan-pembaharuan dalam proses belajar mengajar sehingga membuat
suasana kelas menjadi interaktif dan strategi pembelajaran juga menyangkut
materi-materi yang ada dalam pengajaran. Sehingga tujuan dari pembelajaran
tersebut dapat tercapai.
Tujuan Strategi belajar mengajar antara lain: Meningkatkan
kualitas belajar. Karena jika murid atau siswa mudah memahami setiap ilmu yang
disampaikan, ia pun secara otomatis akan menjadi pintar. Memudahkan siswa dalam menerima ilmu. Merupakan salah satu tujuan penting dalam penerapan strategi belajar mengajar.
Meningkatkan kualitas guru. Dengan adanya penerapan strategi ini
tentunya membuat guru lebih berpikir lagi soal strategi yang lebih bagus untuk
belajar siswanya. Makanya, dengan pencarian ini guru akan memiliki banyak
referensi yang kemudian akan membuat sang guru menjadi lebih berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Majid, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Rosdakarya Offset, 2013).
Gulo. W, Strategi Pembelajaran, (Jakarta:
Grasindo, 2008).
http://dinap92.wordpress/.com/2013/01/12/makalah-pengertian-belajar-mengajar
sbm/.
Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi
Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006).
[1] Http://dinap92.wordpress/.com/2013/01/12/makalah-pengertian-belajar-mengajar-sbm/ diakses tanggal 18 Oktober 2016 jam 13.00 Wita.
[2] Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2010), hlm. 5.
Terimakasih.. Semoga bermanfaat..🙏🙏
BalasHapusSama-sama
Hapus