Selasa, 17 Januari 2017

PERSAHABATAN KAPITALISTIK DENGAN MASYARAKAT KELAS BAWAH

       Menurut  Suparlan  Suhartono, ekonomi tidak cukup  dipelajari secara  teori saja, melainkan perlu diaplikasikan  di dalam perilaku moralitas keseharian dalam kehidupan tatanan bermasyarakat. 
       Pengaruh  ekonomi kapitalistik  di abad ke – 20 ini semakin masif dan padat.  Hal ini ditandai dengan semakin masifnya pengaruh filsafat hidup individualis dan materialisme. Perilaku manusia yang semakin hari senakin cendrung tidak mau perduli dengan sesama dan semakin  mencari  harta dengan cara menghalalkan segala cara dan untuk  menimbun kekayaan dengan sebanyak mungkin, tanpa memperhatiakan dan memperhitungkan kondisi masyarakat kelas bawah dan menengah yang  taraf pendapatan ekonominya semakin terpuruk. Hal inilah yang mengakibatkan si miskin semakin miskin  dan si kaya semakin kaya.
       Filsafat hidup demikian semakin berdiri, karena didukung oleh lahan subur berupa kepadatan penduduk dunia dan asumsi kekurangan pangan.  Hal itulah yang semakin mendorong ekonomi perdagangan menjadi jalan utama kehidupan masyarakat dunia yang sarat dengan persaingan baik individal maupun sosial. Moralitas persaingan mendorong sistem ekonomi kapitalis yang cendrung memonopoli barang-barang produksi, mulai dari proses produksi sampai sistem mekanisme pasar. Akibatnya  sistem ekonomi perdagangan monopolistik seperti itulah sosialitas dibagi menjadi 2 bagian,  yaitu produsen dan konsumen. 
    Dengan sugesti dan pengaruh  ekonomi kapitalis membuat produsen melakukan kegiatan produksi menurut karakter  monopoli dengan menguasai pasar untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya. Dengan memperoleh keuntungan besar  tersebut produsen merasakan  suatu kebahagian berupa kenikmatan harta yang berlimpah.
     Kemudian konsumen  terjebak  dengan sikap konsumtif yaitu sebagai pemakai atau penikmat. Konsumen merasakan kebahagian berupa kenikmatan mengonsumsi dan memakai barang-barang produksi. Dengan sikap apatis seperti itu, konsumen menjadi semakin terjerat dengan ketergantungan kepada produsen. Semakin barang-barang produksi itu memberikan kenikmatan hidup, semakin pula ketergantungan konsumen kepada produsen. Hubungan tersebut terkesan logis dan tidak ada kesalahan. Hal tersebut Seakan-akan membuat keadaan saling menguntungkan (simbiosis mutualisme),sehingga mereka terbelenggu dengan nikmat romantika kehidupan sistem ekonomi kapitalis.
      Kapitalistik  akan  selalu  menciptakan inovasi- inovasi baru untuk tetap menguasai pasar ekonomi. Kapitalistik  akan semakin masif   selama masyarakat kelas bawah tidak bersatu untuk melawan ketidakadilan tersebut. Seharunya kekayaan yang telah diberikan oleh sang pencipta bisa dimanfaatkan dan digunakan  dengan sebaik-baiknya terutama untuk membantu masyarakat-masyarakat kelas bawah, dan begitu   juga sebaliknya sebagai manusia yang  taraf  ekonominya masih rendah harus semakin semangat dan  lebih  kreatif  dalam  mencari  lapangan pekerjaan dan memandirikan kehidupan sendiri.

Reverensi : Suparlan Suhartono
Buku        : Filsafat Pendidikan

1 komentar: