![]() |
SELESAI KEGIATAN LDK HMJ TARBIYAH DIKAMPUS STAI SANGATTA |
Nah,
di era sekarang
semua orang dengan latar
belakang apapun bisa tampil menjadi pemimpin
di luar aktivis dan militer. Siapakah dia ? Dia adalah kalangan
pengusaha dan artis. Gejala ini bisa di lihat ketika banyak pengusaha dan artis beramai-ramai masuk menjadi anggota dewan
dan Kepala daerah. Sekarang
Para aktivis sangat sulit menjadi anggota dewan, kepala daerah, mentri, bahkan Presiden
kalau tidak didukung oleh kapital yang besar. Kita sudah
mulai tergeser oleh kekuatan kapital. Apakah hal
ini ada kaitannya dengan pengaruh sistem ekonomi kapitalisme, sehingga semua
hal harus terkait dengan modal (materi) ? atau hanya trend yang lagi Populer di
abad 21 ini ? Karena jika trend ini merupakan fakta yang harus dijalani, maka
dapat dipastikan bahwa salah satu syarat menjadi pemimpin Indonesia adalah
kemampuan finansial yang dimiliki guna meraih tahta dan kedudukan untuk
berkuasa. Artinya, kekuasaan harus diraih dengan cara membelanjakan banyak
uang, sehingga bisa dianggap sebagai investasi. Karena, meski bagaimanapun bila
terkait dengan investasi maka akan diharapkan pengembalian modal investasi
tersebut berikut keuntungan yang diperoleh.
Inilah gambaran kondisi bangsa Indonesia dengan
maraknya politisi pemburu kekuasaan yang menggunakan materi untuk meraih kursi,
sehingga akan mencari materi pula untuk mengembalikan modalnya. Dan birokrasi
pemburu rente yang juga harus bermodalkan materi guna meningkatkan jenjang
jabatan dan karirnya di pemerintahan, sehingga tujuan mencari materi menjadi
sangat dominan dalam kegiatan pekerjaannya. Sehingga disatu sisi, munculnya
ruling elite dari kalangan pengusaha merupakan hal yang positif untuk merubah
wajah birokrasi kita supaya sesuai dengan yang dikatakan Osborne dan Gabler
dalan buku re-inventing government, namun disisi lain jiwa dagang
pengusaha tersebut sangat mengkhawatirkan bagi sebuah bangsa dengan kekayaan
alam yang sangat melimpah seperti Indonesia ini.
Pola kepemimpinan transaksional tersebut pernah diulas
oleh Akbar Tanjung dalam catatan kaki dari disertasinya pada program doktoral
UGM. Dia menyatakan bahwa ada dua jenis kepemimpinan yaitu kepemimpinan
transaksional dan kepemimpinan transformatif. Kepemimpinan transaksional
bekerja berdasarkan prinsip dagang yaitu untung-rugi sehingga pelakunya
cenderung memanfaatkan partai politik untuk tujuan pemenuhan kepentingan dan
keuntungan pribadi. Sedangkan yang sedang kita butuhkan saat ini adalah
kepemimpinan tranformasional yang mampu membawa Indonesia melewati gempuran
perubahan global.
Dampak dari kecenderungan pihak pengusaha yang menjadi
ruling elite di tingkat Nasional akan ber-imbas dengan banyaknya
Bupati/walikota dan Gubernur yang juga berasal dari kalangan pengusaha. Karena
realita yang terjadi adalah kebutuhan dana dalam jumlah besar sebagai syarat
mutlak untuk memenangkan pemilihan kepala daerah yang diwarnai perilaku
transaksional pada semua tingkatan.
Politik
pemilu kita selalu dihadapkan
dengan artis dan pengusaha yang jauh
lebih populis dan mempunyai kapital. Bisa
dipastikan kita akan rontok
kalau hanya modal nekat. Oleh sebab itu, kita harus mendidik
diri kita dengan belajar dan berorganisasi dengan baik untuk menunjang kemampuan
dimasa
yang akan datang. Pola kaderisasi dan gerakan
sosial harus kita desain ulang agar lebih adaptif dengan perkembangan zaman.
Kalau kita tidak berubah mungkin nanti tidak ada lagi anggota dewan, kepala daerah, mentri
yang dari PMII, HMI, dan GMNI.
Pada
dasarnya tidak ada masalah dengan pengusaha
berpolitik, dalam arti seorang pengusaha yang terjun ke dunia politik dengan
maksud mengabdikan dirinya agar lebih memiliki makna hidup dengan memanfaatkan
pundi pundi kekayaan yang dimilikinya, sebagai mana perilaku kaum filantropi
yang gemar membelanjkan uangnya untuk kepentingan sosial kemanusiaan. Justru
yang harus diwaspadai adalah politik pengusaha, dimana politik sebagai alat
bagi pengusaha guna mencari kepuasan hidup bagi diri pribadinya belaka. Kemudian yang di
khawatirkan adalah pemahaman ideologi kebangsaan yang masih minim di setiap
Pengusaha dan artis. Tentu hal ini akan berdampak kepada kemajuan bangsa ini. (IR)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar