Jumat, 02 November 2018

DINAMIKA BERAGAMA SEBELUM ISLAM HADIR


Nabi Ibrahim dengan ajaran Tauhidnya sangat berdampak positif bagi masyarakat Arab jahiliyah. Salah satu bukti dikalangan bangsa Arab masih ada yang tidak mau menyembah berhala seperti Waraqah Ibn Naufal dan Usman Ibn Huwairis yang menganut agama Nasrani. Zaid Ibn Umar tidak tertarik kepada agama masehi, tetapi juga enggan menyembah berhala dan tidak mau memakai bangkai dan darah. Lain juga halnya dengan Abdullah Ibn Jahsy yang ragu-ragu menganut agama islam yang kemudian lebih memilih agama masehi, Agama Nasrani banyak dipeluk pendudk Nazran, Yaman, Syam. Sedangkan agama Yahudi banyak dipeluk oleh penduduk Yahudi imigran yang tinggal di Yaman dan Yatsrib (Madinah) serta dipeluk oleh orang-orang Persia (Iran).

Di dalam sejarah dicatat para penganut agama nasrani saling berselisih paham mengenai kesucian Maryam. Mereka memperdebatkan apakah Maryam lebih suci dari Isa al-Masih atau Isa al-Masih lebih suci dari ibunya. Hal ini mengakibatkan mereka terpecah menjadi banyaknya sekte (golongan). Kaum Yahudi membiarkan saja perselisihan itu, karena kaum Masehi sudah mengusir kaum Yahudi dari palestina. Namun, hubungan kauh Yahudi dengan bangsa Arab terjalin dengan baik.  Melihat kondisi bangsa Arab seperti itu kaum Hanif merasa sedih dan sangat mengharapkan dan menanti lahirnya seorang pemimpin yang dapat menyelamatkan dan membebaskan dari kondisi keterpurukan itu.
Oleh sebab itu, lahirnya Muhammad ibn Abdullah sangat tepat sekali sebagai seorang revolusiones sepanjang dunia. Dapat dikatakan bahwa dari kebudayaan Arab, islam itu tidak mengubah apa yang sudah menjadi tradisi. Islam hadir untuk memelihara, mengembangkan, memperbaiki, merawat, serta menyempurnakan marolitas umat, tatat pergaulan, dan hukum keluarga. Al-Qur’an dan Sunnah memberikan perubahan yang konkrit terhadap bangsa Arab dan bangsa-bangsa yang memeluk islam ataupun yang tidak memeluk islam. Hal ini menjadi bagian utama dari pemikiran dan peradaban islam, karena itu semua didukung oleh kreativitas umat islam sendiri yang diberi ruang untuk bergerak.
Umat islam harus mampu bangkit dan menjadi pembuat sejarah selanjutnya bahwa islam itu adalah agama yang membawa perdamaian bukan membawa kekerasan seperti apa yang diasumsikan orang barat. Dunia ini terlalu sempit apabila melihat islam itu sebagai agama yang keras, intoleran, dan tidak menghargai kemajemukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar