Kamis, 16 November 2017

KOSMOLOGI DALAM PERSPEKTIF AL-QURAN



Al-Farabi Ilmuan Muslim

Kosmologi menurut wikipedia indonesia adalah ilmu yang mempelajari struktur dan sejarah alam semesta berskala besar. Secara khusus, ilmu ini berhubungan dengan asal mula dan evolusi dari suatu subjek.
Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, orang mulai melakukan pengamatan lebih rasional terhadap alam semesta. Astronomi berkembang, dari pengamatan bintang dan planet melebar ke studi struktur dan evolusi alam semesta. Lahirlah Kosmologi, sains yang mencari pemahaman fundamental alam semesta. Menarik jika kita melihat hubungan Sains dengan Teologi. Kosmologi Islam menjadi contoh yang sangat bagus untuk menggambarkan hubungan harmonis di antara kedanya: bagaimana sains membantu memahami al-Qur’an. Tulisan ini akan menyajikan bagaimana Islam mengajarkan Kosmologi pada umat manusia dari literatur paling utama yaitu al-Qur’an.
kemudian kita akan melihat bagaimana sains membahas dalam kasus yang sama. Bukan bermaksud untuk mencocok-cocokkan agama dengan sains atau sebaliknya. Sebagai muslim tentu percaya al-Qur’an mutlak kebenarannya, walau mungkin kemampuan kita belum cukup memahami maknanya. Sementara kebenaran sains itu relatif, sebuah teori (dalam sains) dianggap benar selama tidak ada teori yang membuktikan itu salah. Teori yang dianggap benar sekarang bisa jadi usang 100 tahun lagi. Pemaparan literatur sains yang dilakukan adalah sejauh pemahaman sains itu sendiri dan teknologi yang mendukung. Pengamatan kita tentang alam semesta ini dalam kerangka meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah. Dengan tadabur, melihat, dan merasakan tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran Allah SWT melalui ayat –ayat yang ada di dalam al-Qur’an
Tidak ada cabang dari sains yang memiliki hubungan secara langsung dengan kepercayaan agama selain kosmologi. Ilmu yang berhubungan dengan asal-usul dan pengembangan alam semesta. Namun, adanya hubungan langsung itu sendiri masih membingungkan. Apa yang dimaksud dengan kosmologi pada saat ini seluruhnya berbeda dengan yang dimaksud pada abad kedelapan.
Penggunaan istilah yang serupa dalam wacana sains, filsafat, dan agama juga menambah kebingungan. Sebagai contoh, apa yang dimaksud Aristoteles dengan Celestial Region tidak sama menurut pendapat para Sufi, meskipun keduanya menggunakan istilah celestial untuk menunjukkan wilayah di luar zona terrestrial. Celestial region menurut para Sufi dihuni oleh entitas tertentu yang memiliki karakteristik tertentu, pendapat ini sangat berbeda dengan Aristoteles.
Kosmologi, tentu saja mengalami perkembangan secara filosofi selama periode Yunani, tradisi ilmiah Islam, dan bahkan sampai sekarang. Banyak data eksperimental telah ditemukan yang menjadi fondasi langsung pada pertanyaan tentang asal-usul kosmos, utamanya secara teoritis.
Dalam perspektif Al-Quran tentang penciptaan alam fisik dapat diringkas sebagai berikut: alam semesta diciptakan Alllah SWT untuk suatu tujuan. Setelah menciptakan alam semesta dan semua yang terkandung di dalamnya, Allah tidak meninggalkannya, karena pada realitanya seluruh ciptaan selalu membutuhkan Allah SWT, tanpa Allah kosmos tidak akan bisa eksis. Pada saat sebelum mewujudnya suatu momen, kepastian pengetahuan tetap berada pada Tuhan. Segala sesuatu yang ada di dunia akan binasa. Hal ini akan diikuti dengan kebangkitan dan kehidupan jenis baru di bawah seperangkat hukum yang sama sekali baru.

1 komentar:

  1. The Casino Hotel & Spa - Johannesburg - JT Hub
    JST is an innovative and innovative entertainment venue 서산 출장샵 offering guests a variety of 천안 출장마사지 immersive entertainment experiences, including concerts, Jan 24, 목포 출장안마 2022The Christmas Day Special: The Christmas TreeDec 11, 2022The Christmas 구리 출장샵 Day Special: The Christmas 원주 출장안마 TreeDec 13, 2022The Christmas Day Special: The Christmas Tree

    BalasHapus