Dari
dulu hingga sekarang kedudukan mahasiswa di perguruan tinggi itu selain belajar
juga sebagai bahan untuk dihisap oleh kepentingan kapitalis melalui tangan
penguasa-penguasa kampus yang memiliki kebijakan dalam mengambil legalitas
hukum tertinggi. Munculnya berbagai perguruan tinggi sekarang yang mencapai ratusan
bahkan ribuan di seluruh dunia ini memang tidak bisa lepas bahwa peran kapitalis sangat mendominasi dalam pertumbuhan
kampus.
Sejak Era Orde baru kondisi perguruan
tinggi tidak lagi dijadikan sebagai tempat untuk mengembangkan dan mendidik
mahasiswa supaya menjadi manusia-manusia intelektual. Kemudian hakikat
pendidikan sebagaimana yang termaktub di dalam UUD 1945 Pasal 31 ayat 1-5 ada
diperguruan tinggi sudah tergusur, karena kuatnya pengaruh virus kaum borjois (kapitalis).
Perguruan tinggi sengaja dibuat dengan sebanyak-banyaknya untuk mempersiapkan
tenaga kerja yang murah dan kuat. Semakin banyak perguruan tinggi, maka semakin
banyak mahasiswa-mahasiswa yang lulus dari tahun ketahun. Hal inilah yang
diinginkan kaum kapitalis untuk mendapatkan tenaga kerja yang murah dan kuat. Ketika
tenaga kerja berhenti dalam suatu sistem pekerjaan, maka kaum kapitalis tidak
bingung untuk mencari tenaga kerja yang baru, karena masih banyak tenaga kerja
yang mengantri untuk masuk dalam sistem tersebut.
Pada dasarnya kaum kapitalis akan bunuh diri
dengan sendiri ditandai dengan adanya persaingan yang begitu ketat dari
masing-masing kaum kapitalis. Dari tahun ke tahun persaingan kaum kapitalis
semakin kompetitif dalam dunia perdagangan (ekonomi). Disitu juga mereka saling
menjatuhkan dan mencari keuntungan dengan sebesar-besarnya. Sebagai contoh PT.
Pertamina sebagai salah satu perusahaan terbesar dunia sekarang sudah banyak
memangkas tenaga kerjanya, karena memang mereka sedang mengalami krisis minyak
sehingga harga mminyak menjadi turun dan mereka tidak mampu menggajih semua pekerjanya.
Kemudian kalau kita mau melihat cara
kerjanya kapitalis dikampus yaitu dengan
memberi pungutan liar kepada mahasiswa dengan alasannya yang tidak mendasar, dan
juga biasanya di intimidasi dengan nila. Saya prihatin lambat laun kampus
menjadi lembaga bisnis bukan jadi dunia
pendidikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar