Sabtu, 03 November 2018

PEREMPUAN SEBAGAI SUBJEK PEMBANGUNAN


Tulisan ini saya buat untuk merekonstruksi Pola berfikir perempuan yang selama ini merasa bahwa dirinya selalu tidak mampu, tidak bisa, dan serba tidak bisa. Mulai sekarang serba tidak bisa itu harus di hilangkan dan di buang. Sekarang Perempuan harus bisa membuktikan bahwa dia bisa dan bisa. Perempuan harus menjadi subjek pembangunan dimana ia terlibat dari segala aspek kehidupan baik di depan Publik maupun tidak.  Selama ini disadari ataupun tidak disadari bahwa kualitas perempuan dalam pembangunan masih sangat rendah, sehingga hal ini membuat kaum perempuan tertinggal dalam segala hal. Untuk terlibat kedalam ruang publik perempuan harus mempersiapkan diri dengan terus belajar dan mengasah soft skill, sehingga secara tidak langsung kuliatas diri akan bertambah.

Salah satu indikator integrasi perempuan dalam pembangunan adalah tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) perempuan disemua bidang lapangan kerja sebagai politikus, PNS, karyawan, buruh perusahaan termasuk petani, hingga tahun 1998 saja mencapai 40,2 persen. Kondisi ini dapat dipahami begitu besar andil perempuan dalam pembangunan nasional yang diprediksi akan terus meningkat dari tahun ke tahun.
Women In Development Approach (WID) yang diperkenalkan oleh United States Agency for International Development (USAID) bahwa perempuan merupakan sumber daya yang belum dimanfaatkan secara optimal untuk memberikan sumbangan ekonomi dalam pembangunan. Ini berarti bahwa perempuan dan pembangunan telah menjadi sorotan dunia internasional termasuk lembaga swadaya masyarakat (LSM) dalam kajian yang lebih komprehensif.
Hubeis (1985) mengatakan, analisis alternatif peran perempuan dalam mendorong pembangunan dapat dilihat dari tiga aspek yakni (1) peran tradisi atau peran domestik yang berkaitan dengan pekerjaan rumah tangga. Perempuan yang berhasil mengelola rumah tangga dengan baik akan menjadi inspirasi dan motivator bagi pelaku pembangunan, (2) peran transisi yang berkaitan dengan garapan lahan pertanian atau bekerja di usaha keluarga dan (3) peran kontemporer. Perempuan memiliki peran di luar rumah tangga atau disebut wanita karier. Peran-peran ini menunjukkan bahwa perempuan baik langsung maupun tidak langsung mempunyai kontribusi yang besar terhadap pembangunan bangsa.
Pemerintah telah menempatkan kaum perempuan sebagai partner yang manis bagi pembangunan. Isu gerakan dan pemberdayaan perempuan yang berkembang berkisar dalam suatu pemikiran bahwa perempuan sebagai sumber daya pembangunan, dengan kata lain politik gender telah memakai pendekatan Women In Development dimana perempuan terintegrasi sepenuhnya dalam derap pembangunan nasional.Konsep ini memberikan porsi kepada kaum perempuan untuk lebih eksis meningkatkan peran sertanya dalam pembangunan menuju bangsa yang sejahtera dan penuh kedamaian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar